Wednesday, December 05, 2012

Enterprise Application Program (EAP)

Enterprise Application Program (EAP) adalah proses program aplikasi komputer perusahaan untuk meningkatkan fungsionalitas dan kinerja. Pada dasarnya EAP melakukan share data antar aplikasi. EAP memiliki beberapa tujuan yang menghubungkan database, dan menyediakan database cadangan dalam kasus suatu masalah yang timbul. EAP juga dapat menyediakan data penyimpanan, menyalurkan data dari beberapa database menjadi satu untuk digunakan secara optimal. Dalam berbagai bisnis juga menggunakan EAP untuk menyelesaikan transaksi bisnis tunggal pada beberapa system.

Penggunaan yang paling inovatif EAP adalah untuk menciptakan sistem virtual umum. Dengan kata lain, EAP dapat berbaur serangkaian aplikasi atau database ke satu mesin yang beroperasi kohesif. Hal ini tanpa diragukan lagi merupakan pilihan yang lebih kuat dari satu server yang beroperasi sendiri. Di antara alasan tersebut untuk mengambil keuntungan dari teknologi baru, seperti fungsi internet dan intranet. Terkait dengan ini adalah e-commerce dan komunikasi elektronik, seperti email dan vidio konferen. Sebagian besar pengguna EAP merupakan bisnis besar yang memiliki persyaratan berbagi data besar.

Salah satu penggunaan terkenal EAP adalah dengan perusahaan kartu kredit dan badan pengawas lainnya yang tujuannya adalah untuk menangkap pencuri kartu kredit. EAP memungkinkan perusahaan-perusahaan secara efisien untuk melacak jutaan bit data dan menghubungkan data untuk tujuan tertentu. Penggunaan lain EAP populer adalah dengan lembaga keuangan yang ingin membantu pelanggan mereka menyelesaikan transaksi mata uang asing secara online.

Untuk membantu mengatur dan mensponsori penggunaan EAP, anggota perusahaan di seluruh dunia telah membentuk EAP Industry Consortium. EAPIC didedikasikan untuk mendapatkan hasil maksimal dari proses EAP sementara mereka juga berusaha menjamin bahwa praktek-pratek industri terbaik dapat diselenggarakan. EAP mulai digalakkan pada tahun 1990-an, sebagai usaha memenuhi kebutuhan solusi perangkat lunak terpadu untuk berbagi data mereka dan masalah integrasi.

Enterprise Application merupakan salah satu genre dari software. Genre software itu ada bermacam-macam, mulai dari OS, software-software system lainnya, productivity tools (office familiy), anti virus, compiler, games, telecom, real-time system untuk industrial automation, dan lain-lain. Tiap-tiap genre punya "karakteristik" yg berbeda yg mengakibatkan perbedaan approach dan teknik dalam membuatnya. Mayoritas developer di dunia (apalagi di Indonesia) adalah developer pada genre "Enterprise Application". Ini disebabkab karena genre ini punya demand yang paling tinggi. "Concern" dari dunia software development mayoritas ditujukan untuk genre. Seperti dari development tools seperti visual studio.NET, pasti menargetkan enterprise developer, bukan game programmer misalnya (disregard bahwa .NET juga bisa dipakai untuk develop game).

Contoh yang paling mudah dimengerti yaitu : banking, insurance, payroll, ERP, SCM, shipping tracking, HR, accounting, CRM, dan lain-lain. Ini semua contoh-contoh aplikasi enterprise. Genre ini membahas tentang masalah BUSINESS, bagaimana sebuah perusahaan menjalankan operasi bisnisnya. Jadi, dengan kata lain enterprise application adalah business application.

Sumber :
http://ademarfuahlubis.blogspot.com/2012/07/enterprise-application-integration-eai.html
http://ilessen-fscada.blogspot.com/2012/02/enterprise-architecture-planning-eap.html

Monday, December 03, 2012

Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management (SCM) adalah kegiatan yang melibatkan koordinasi pengelolaan bahan baku/material, informasi bisnis dan arus keuangan dalam hubungan bisnis antar organisasi/perusahaan yang berpartisipasi. SCM diartikan juga sebagai seluruh jenis kegiatan pengolahan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir kepada konsumen untuk kemudian dilakukan proses daur ulang bagi produk yang sudah dipakai, sehingga SCM disini bersifat siklus yang berjalan terus-menerus seiring dengan proses bisnis suatu perusahaan.

Koordinasi pengelolaan bahan baku/material melibatkan arus produk fisik dari penyedia barang/jasa sampai konsumen melalui rantai, demikian pula dengan arus balik dari pengembalian produk, layanan purna jual, daur ulang dan pembuangan. Arus informasi bisnis meliputi ramalan permintaan, pengiriman pesanan dan laporan status pesanan. Arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia bahan baku.
Arus keuangan meliputi informasi pembayaran, mekanisme, persyaratan, dan jadwal pembayaran untuk menetapkan kepemilikan dan pengiriman barang/jsa yang dipesan oleh konsumen.Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) adalah salah satu institusi pemerintah yang mempunyai tugas antara lain menyediakan layanan dan melaksanakan penelitian di bidang dokumentasi dan informasi ilmiah di Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka perlu dikembangkan layanan berbasis Supply Chain Management (SCM).

KOMPONEN SCM
Dalam SCM terdapat tiga komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut:

1. Upstream Supply Chain :
Bagian upstream supply chain merupakan keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya (manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan hubungan antara manufaktur, assembler, atau kedua-duanya dengan distributor (second-trier). Hubungan para distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan, semua jalur dari asal bahan baku/material. Kegiatan utama dalam upstream supply chain adalah pengadaan barang.

2. Downstream Supply Chain Segment

Bagian downstream supply chain segment merupakan keseluruhan kegiatan yang melibatkan pengiriman produk kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam downstream supply chain segment adalah distribusi, pergudangan, transportasi, dan layanan purna jual.


3. Internal Supply Chain Management
Bagian internal supply chain management merupakan keseluruhan proses pengiriman barang ke gudang penyimpanan yang kemudian akan digunakan untuk transformasi proses bisnis masukan bahan baku dari para distributor ke dalam hasil keluaran perusahaan tersebut. Kegiatan utama dalam internal supply chain management adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM

Tujuan SCM ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak didalam SCM haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous.Terkadang
sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam SCM yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai. Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh SCM ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akurasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam SCM akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.SCM DI PDII-LIPI sebagai organisasi pemerintahan, PDII-LIPI berusaha menerapkan SCM agar penyediaan layanan publik yang menjadi tugasnya dapat terlaksana. Penerapan SCM di organisasi pemerintahan adalah dengan melakukan standarisasi dari semua rantai proses produksi dari penyedia barang/jasa hulu sampai hilir sebelum masuk ke PDII-LIPI dan di dalam PDII-LIPI sendiri. Konsep SCM merupakan satu konsep pengelolaan produk
melalui integrasi yang terbentuk diantara pemasok (supplier), pembuat (producer), penyalur (distributor), gudang (warehouse) dan penjual (retail) serta konsumen, sehingga diperoleh suatu pola distribusi produk dengan jumlah, lokasi dan waktu yang tepat, dimana pada akhirnya dapat meminimasi ongkos sambil tetap dapat meningkatkan tingkat pelayanan kepada konsumen.Komponen SCM di PDII-LIPI terdiri atas struktur SCM yang menggambarkan anggota SCM dan hubungan antar anggota, proses bisnis dan manajemen konsep SCM. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku, produk/jasa layanan publik utama PDII-LIPI adalah jasa dokumentasi dan informasi ilmiah. Hal ini tergambar dalam struktur organisasi PDII-LIPI di bawah ini.

Hubungan antar anggota SCM dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
Anggota SCM produk/jasa layanan publik bidang dokumentasi dan informasi ilmiahpertanian terdiri atas: penyedia barang/jasa, organisasi PDII-LIPI, unit pelaksana teknis layanan, pengguna jasa dokumentasi dan informasi ilmiah. Penyedia barang/jasa berfungsi sebagai penyedia bahan baku jasa dokumentasi dan informasi ilmiah dan sarana pendukung lainnya, seperti alat tulis komputer, bahan komputer, alat pengolah data, buku dan jurnal ilmiah, mesin cetak, dan lain-lain. Organisasi PDII-LIPI berfungsi mengolah bahan baku jasa dokumentasi dan informasi ilmiah menjadi produk/jasa layanan publik. Unit pelaksasa tekni layanan dan pengguna jasa dokumentasi dan informasi ilmiah adalah elemen paling hilir yang terlibat dalam kegiatan penyediaan dan penggunaan jasa dokumentasi dan informasi ilmiah di PDII-LIPI. Aliran umum distribusi produk/jasa layanan publik dokumentasi dan informasi ilmiah digambarkan di bawah ini.Hubungan antara anggota SCM dikelompokkan untuk menentukan tingkat pemenuhan informasi yang dibutuhkan dan wewenang akses ke sistem SCM. Pola hubungan antar anggota SCM ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi dari masingmasing anggota SCM dan tujuan dari SCM itu sendiri.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai
http://aisonhaji.wordpress.com/2009/02/25/supply-chain-management-untuksektor-publik/Sulistyo,